Reblog: Which One is Easier, TOEFL or IELTS?

Which one is easier, TOEFL or IELTS ?

Setiap orang tentu memiliki pandangan yang berbeda tentang definisi ‘mudah’ untuk dirinya. Maka jika Anda bertanya ujian mana yang lebih mudah antara TOEFL dan IELTS, jawaban yang Anda dapatkan kemungkinan besar akan mengarah kepada subjektifitas seseorang. Saya mungkin akan menghabiskan waktu cukup lama untuk membaca artikel-artikel bahasa Inggris, membaca artikel tersebut sama susahnya bagi saya saat harus memahami rubrik politik dalam koran ibukota. Rumit dan kadang sulit dicari inti permasalahannya. Sebaliknya jika tiba waktu untuk menulis dalam bahasa international ini saya biasanya akan selesai 15 menit lebih cepat dari waktu yang ditentukan oleh penguji. Namun berbeda dengan salah satu kawan saya, baginya membaca artikel bahasa Inggris dalam ujian bagaikan membaca sebuah cerpen dalam majalah dengan 80 persen jawaban tepat sesuai wacana. Namun, jika tiba waktu untuk writing test, ia lebih memilih agar sang penguji menumpahkan kopi di depan lembar jawabannya agar kesalahan yang ia tuliskan tersamarkan seperti hilangnya gula dalam secangkir kopi yang teraduk.he2. Nah bagaimana dengan Anda? Sebelum mengambil salah satu ujian yang menjadi standar penilaian bahasa Inggris ini sebaiknya Anda kenali dulu dimana kelebihan dan kekurangan Anda. Hal ini bisa dilakukan dengan mengikuti beberapa prediction test atau preparation course untuk memprediksi nilai Anda. Saran saya, jika anda bukan seorang native speaker, jangan langsung mengambil ujian TOEFL international atau IELTS sebelum Anda mengikuti prediction test. Selain harga ujian yang hampir menyamai harga ponsel, bisa-bisa hal ini menjadi tindakan bunuh diri yang kesekian kali setelah gol bunuh diri pertama dalam Piala Dunia saat pemain Swiss, Ernst Lotscher di tahun 1938 melawan Jerman Barat He2.

Recognize your battle field before you go to fight

[contentblock id=1 img=adsense.png]

Lantas mana yang harus Anda ambil TOEFL or IELTS? Hilangkan pemikiran untuk membandingkan mana yang lebih mudah dan ganti kata-kata mudah menjadi mana yang lebih Anda “butuh”kan. Pertimbangkan masalah Negara tujuan Anda dan apa tujuan Anda pergi ke luar negeri. Pertimbangan ini dibutuhkan agar akses Anda nantinya lebih mudah, misalkan untuk UK dan Australia IELTS lebih umum digunakan, sedangkan di Amerika TOEFL lebih populer meski di negara-negara tersebut baik IELTS dan TOEFL diakui secara international. Begitupula saat Anda akan mendaftar di sebuah universitas, perhatikan English Requirement universitas tersebut dan lihat ujian mana saja yang diakui institusi yang Anda tuju. Khusus untuk IELTS, ujian ini terbagi menjadi 2 tipe, General Training dan Academic. Jika Anda ingin mencari kerja maka pilihlah IELTS General Training,sebaliknya jika tujuan Anda adalah untuk study maka pilihlah IELTS Academic. Dulu karena kurangnya pengetahuan saya mengenai hal ini, saya sempat mampir ke salah satu toko buku dan membeli 2 buku IELTS General Training. Jika dikalkulasikan dalam rupiah harganya bahkan cukup untuk membeli replika official Ball Jabulani di toko superamarket he2. Sayang sekali bukan? Padahal saya harus mengambil IELTS untuk study yang berati bahwa buku yang tepat bagi saya adalah IELTS Academic. Dan tragisnya kedua buku itu kini hanya tergeletak dan tidak saya gunakan karena beberapa section seperti writing dan beberapa reading section dalam ujian general training berbeda dengan IELTS Academic. So, recognize your battle field before you go to fight. v^^

The Deathly Border Line

Hal lain yang krusial adalah masalah border nilai. Perhatikan berapa minimum nilai yang diminta oleh universitas atau tempat kerja Anda. Dengan mengetahui border nilai tersebut Anda akan tahu seberapa besar effort yang Anda butuhkan untuk memenuhi target nilai Anda. Untuk IELTS perhatikan apakah disana tertulis tulisan-tulisan sakti seperti “no section less than 6”. Saya sebut sakti, karena barisan kata-kata tersebut cukup ampuh untuk menjadi killing machine bagi mahasiswa Indonesia yang sudah susah-susah mencapai nilai overall tinggi namun gagal hanya karena salah satu section (umumnya writing) yang nilainya tidak mencapai 6. Well, you don’t want it to happen, do you?

After taking the prediction test, what’s next?

Asumsikan Anda telah mengambil prediction test. Beberapa contoh pre-test yang menurut saya bagus adalah Toefl ITP yang bisa Anda lakukan di Universitas seperti UI dan IPB. Harganya berkisar sekitar 310-350 ribu. Perhatikan Score Anda, lihat berapa persen nilai tersebut menyimpang dari target border minimum Anda. Jika katakanlah target Anda adalah mencapai score minimum 550 dan score saat ujian ITP adalah 510, artinya terdapat penyimpangan sebesar 7% dan hal ini menandakan Anda belum berada di zona Aman untuk mengambil tes sesungguhnya. Lihat dimana kekurangan Anda, jika nilai Anda kurang di bagian Structure misalnya, Anda bisa banyak berlatih dalam buku terbitan Barron (Practice Exercises for the TOEFL). Perhatikan juga explanatory answer kenapa Anda salah menjawab beberapa pertanyaan tersebut. Hal ini penting, karena jika anda tidak tahu alasannya, maka Anda hanya akan melakukan kesalahan berulang dan score Anda kurang lebih akan berjalan statis. Beberapa soal-soal dalam Toefl test memiliki pola yang hampir sama dalam setiap tes. So, Practice makes perfect. Buku ini banyak tersedia di toko-toko buku seperti Gramedia. Anda juga bisa mendownload free ebook di internet. Jika kekurangan Anda adalah di bagian reading, mulailah meningkatkan bahan bacaan Anda. Anda bisa mulai dengan membaca artikel-artikel dalam Koran Jakarta Post atau membaca buku-buku akademik maupun buku cerita dalam bahasa inggris. Salah satu cara yang lebih irit adalah dengan rajin membaca artikel-artikel dan English ebook di Internet. Pilihlah artikel yang memiliki topik berbobot seperti tema sejarah dan science, karena wacana tersebut cenderung lebih banyak muncul dalam test. Untuk menutupi kelemahan di writing mulailah untuk mempelajari hal-hal sederhana seperti bagaimana membuat paragraph yang baik, cara-cara menempatkan pikiran utama, serta memperkaya vocabulary. Setelah itu mulailah menulis dengan beberapa contoh soal writing test dengan target waktu seperti saat melakukan ujian sesungguhnya. Sesi terakhir adalah speaking test, carilah partner bicara bahasa inggris agar fluency Anda meningkat, rajin-rajinlah meningkatkan kosakata bahasa Inggris Anda dengan membaca buku-buku seperti IELTS Vocabulary karangan Cambridge University. Dalam buku tersebut terdapat kosakata untuk topik-topik yang sering diujikan dalam IELTS tes seperti tema mengenai edukasi, kesehatan, sosial, hingga politik. Jangan lupa untuk memiliki fondasi grammar yang kokoh agar saat Anda berbicara dalam speaking test, anda bisa menggunakan Grammar yang tepat dalam setiap cerita Anda. Sayang sekali bukan jika Anda fasih berbicara namun nilai ini terus berkurang seiring dengan beberapa kesalahan grammatical dasar?

The world is not over yet, come and go to the Preparation Class

Bagaimana jika nilai Anda tidak berubah meski berkali-kali mengikuti prediction test?Mengikuti preparation class adalah solusi yang sangat saya anjurkan. Mahaaal?Sebaiknya hal ini jangan dijadikan alasan jika dalam kantong Anda terdapat BB terbaru plus facebook yang dihiasi dengan tulisan “uploaded via Blackberry”.Hi2. Hey , your future is much more worthier, right? b^^d. Jangan lupa untuk memilih tempat-tempat les yang tepat, my suggestion is kalau bisa cari tempat les yang memang merupakan tempat penyelenggara ujian tersebut. Terbukti lebih ampuh Ho2. “So after all I always remember what my IALF teacher said, there is no tips or trick for IELTS (or TOEFL as well), there is only hardwork! “ Good luck guys! Wish you all the best for your study…

Cheers,

Medria Hardhienata >:)

Reblog from http://medriamatt.wordpress.com

Leave a Reply