10 Years Journey

I remember 10 years ago on March 8th 2010, my father told us that by being together, we will be stronger to support each other’s dreams. And after all these years we’ve been through, one of my biggest dreams is to be with my family both in dunya and in Jannah. Hopefully every step that we take will keep us closer to Allah.

Membantu Anak untuk Berkonsentrasi

 

Pernah suatu kali saya memperkenalkan konsep warna kepada Dzaky (anak saya yang saat itu berusia 18 bulan). Ia saat itu tengah asyik bermain bola-bola dengan warna beraneka ragam di dalam tenda. “Dzaky, Ini bola biru, merah, hijau, kuning…”, sembari menunjuk bola satu persatu sesuai dengan warnanya. “Dzaky, bola biru mana bola biru?”. Dzaky yang saat itu tengah sibuk bermandikan bola warna-warni itu, tetap saja melanjutkan aktivitasnya.

Continue reading “Membantu Anak untuk Berkonsentrasi”

Pelajaran dari Sahabat

Bismillah,

3 Januari lalu, pagi hari waktu Canberra, kami (saya dan istri) mendapat kabar yang mengejutkan. Kabar duka seorang sahabat kuliah kami di Ilmu Komputer IPB dahulu, meninggal karena sakit dan cukup tiba-tiba. Saya pribadi cukup tahu sahabat saya ini karena saya sering menjadi penghuni gelap kosannya.

Orangnya baik, puitis, gemar mengumpulkan komik & anime – otaku? relatif, penggemar kecap, etc.

2011 mungkin menjadi kali terakhir kami bertemu sebelum saya dan istri terbang ke Australia untuk melanjutkan pendidikan dan hidup.

Beberapa pelajaran yg bisa kita ambil dari perginya sabahat kami ini,

  • maut itu dekat, tiada yang tahu kapan giliran kita? maka sudah siapkah kita?
  • bahwa semua amalan kita dicatat, bahkan di duniapun sudah bisa kita traceback – lewat web, sosial media, etc. maka lihat balik jejak kita, semoga kita meninggalkan jejak yang baik.
  • sebab apakah keletihan yang kita rasakan? akhirat kah? atau hanya untuk dunia? maka berletihlah pada jalan ketaqwaan dan kebaikan, dan mencoba, berusaha, berbagi dan mengajak pada kebaikan sebagai bekal akhirat kita.
  • memilih teman itu penting, teman yang selalu mengingatkan kepada ketaqwaan. Semoga ketika tiba giliran kita kembali, mereka ikut mendo’akan.
  • waktu tidak akan pernah kembali. Semoga kita dapat memanfaatkannya secara penuh.

Selamat jalan sahabat, Allahummagfirlahu warhamhu wa’afihii wa’fu’anhu…

Hard Reset Nokia E71

Hard reset Nokia E71? Kenapa? udah jadul, ganti aja yang baru! 😛 Jadul memang kalo dibandingkan dengan smartphone yang banyak beredar saat ini, tapi cukup fungsional bagi saya yang cuma butuh buat sms dan telepon juga dengerin audio, nyatet belanjaan atau baca Al-Qur’an. Plus, lumayan duitnya buat saving. hehe … 😛 Sayangnya hampir dua minggu ke belakang, fungsionalitasnya jadi berkurang karena dia nggak bisa mengirim pesan keluar. Selidik punya selidik, ternyata menurut pesan errornya “could not send message since phone memory is full” kurang lebih. So, memorinya full toh!?

Ok, berarti kalo saya hapus beberapa pesan, fungsinya akan balik lagi kan? Saya coba daaannn… Nggak berhasil, masih menayangkan pesan yang sama 😕 Hmm, ok, saya coba hapus beberapa aplikasi, tetap sama, belum berfungsi baik. Apa mungkin kesalahan jaringan? Saya coba tukeran dengan hapenya istri, akhirnya… bisa kirim pesan. Ahsee, artinya memang ada yang bermasalah dengan tuh hape.

Lalu saya coba cari solusinya di internet, ada yang bilang, coba dikembalikan ke settingan pabriknya (factory setting). Then I tried it, sayangnya nggak berhasil. Udah mulai kesel, akhirnya alhamdulillah nemu juga solusinya, yaitu “hard-reset” atau kalo yang udah biasa install ulang sistem operasi komputer, ya kurang lebih sama dengan memformat ulang hardisk lalu menginstall lagi OS yang digunakan. Gimana caranya untuk Nokia E71?

Ada dua cara untuk melakukannya,

  1. Tekan *#7370# dan tekan tombol hubungi, kemudian akan muncul dialog pop-up “Restore all origional phone settings ? Phone will restart”. tekan ‘Yes’, kalo diminta ‘lock code’, masukan 12345 (default lock code) atau lock code yang diset sendiri. Tinggal tunggu, agak sedikit lama memang, dan nggak keliatan proses resetnya, seakan hapenya mati. Sabar aja.. 😛 Hape nyala lagi seperti baru lagi.
  2. Cara kedua dengan menggunakan kombinasi tombol. Di sini ada empat tombol yang harus ditekan berbarengan, yaitu *, tombol hijau yang biasa digunakan untuk menelepon, 3, dan tombol on/off. Alurnya, matikan hape kemudian tekan dan tahan secara berbarengan empat tombol tersebut sampai proses reset terlihat di layar.

Saya sudah coba kedua cara tersebut, dan saya lebih memilih cara pertama. Alasannya karena mudah untuk dikerjakan dan cuma butuh seorang untuk melakukannnya. Dan cara ini berhasil. Sedangkan cara kedua memiliki kekurangan, yaitu butuh 2 orang untuk melakukan kombinasi menekan empat tombol tersebut secara bersamaan. Terlebih cara ini nggak berhasil buat saya.

Sebagai perhatian dalam melakukan hard-reset ini, memori dan data lama (seperti contact list, notes, dll) yang ada di hape akan hilang, kecuali data yang ada di memory card. Oleh karenanya, disarankan untuk terlebih dahulu melakukan back-up data ke PC. Caranya bisa dilakukan dengan menginstall PC-Suite, koneksikan hape ke PC, dan buat file backup. Jadi, setelah mereset hape, kita bisa mengembalikan data yg pernah kita punya.

Semoga bermanfaat 🙂

Sumber:

Sebuah catatan kecil (2 tahun) perjalanan kami

“Berdasarkan novel-novel, kalau kita memiliki mimpi  tuliskan  mimpi itu dikertas dan tempelkan di dahi seperti ini,” suara suami tiba-tiba terdengar memecah keheningan di rumah kecil kami di Hackett.

Beberapa detik kemudian, saya tertawa terpingkal-pingkal melihat sebuah kertas tertempel tepat di dahinya. Meski hanya berasal dari cerita novel, tampaknya alur cerita yang dengan cerdas dibawakan oleh penulis Buku 5 cm itu telah memberi inspirasi besar baginya.

“Kita buat saja buku impian, kalau kita punya mimpi maka gambarkan mimpi itu dibuku, dan mudah-mudahan dengan melihatnya kita bisa termotivasi untuk mencapainya, gimana?” ujarnya antusias.  Saya mengangguk sepakat.

Tidak lama setelah itu kami memutuskan untuk membeli buku sketsa kosong dan mulai menempeli buku impian kami dengan gambar tempat-tempat yang ingin kami kunjungi dan impian-impian besar kami di masa depan.  Semua tempat-tempat yang ingin kami datangi serta milestones yang ingin kami capai tertata rapi di dalam buku berukuran 30cmx20 cm itu.

Kalaupun mimpi itu tidak terwujud, setidaknya kami telah berani bermimpi. Kalaupun Allah berkehendak lain, setidaknya kami telah berani berencana. Dan tugas kami sejak 2 tahun yang lalu, saat ini, dan dimasa yang akan datang , adalah berjuang sekuat tenaga untuk mencapainya.

InsyaAllah. 🙂

dream book
Our dream book. “Hold fast to dreams For if dreams die Life is a broken-winged bird That cannot fly ( Langston Hughes)”.

Writing Camp with Asma Nadia (Canberra, Sept 30th 2012)

with one of the most inspiring writers, Mbak Asma Nadia (left)
2 AM, 4 hours after we went back from the Writing Camp

Alhamdulillah, hari ini kami (saya dan suami yang kebetulan panitia) mendapat kesempatan berharga untuk bertemu Mbak Asma Nadia dalam acara Writing Camp yang diadakan di Carotel Motel. Motel ini kebetulan terletak dekat dengan kediaman kami di Hackett dan berada kurang lebih 20 hektar di sudut Aspinall & Zelling Street, Watson.  Mbak Asma Nadia adalah penulis Indonesia yang saya kenal melalui karyanya yang menjadi best seller National “Sakinah Bersamamu”. Salah satu buku inspiratif yang diperkenalkan pertama kali oleh suami saat kami  mencari novel  di salah satu toko buku di Bogor. Buku itu  alhamdulillah telah menjadi novel pendamping setia saya di sela-sela kesibukan mengerjakan penelitian sejak 1 tahun silam. Continue reading “Writing Camp with Asma Nadia (Canberra, Sept 30th 2012)”

Ketika Surgaku Berpindah (Part:How we met)

Ketika surgaku berpindah

[dropcap style=”2″ size=”3″]R[/dropcap]uas-ruas jalan yang ramai itu masih lekat dalam benakku hingga kini. Hingar bingar cahaya lampu yang terpancar dari kendaraan yang melintasi jalan ibu kota itu tampak berpendar menyambut senja. Rasio kendaraan dan ukuran jalan yang tidak sepadan membuat laju kendaraan mobil  yang kami tumpangi tidak lebih cepat dari arus pejalan kaki yang melintas di bahu jalan. Siapa tidak kenal Jakarta pikirku.  Pemandangan khas yang sudah melekat dalam masyarakat dan membuatku tidak lagi tercengang.  Tidak pernah terlintas dalam benak saat itu bahwa berpuluh-puluh kilometer dari tempat kami berada, sahabat baikku sedang menjalankan sebuah misi yang kini kusadari telah membawa perubahan besar dalam hidup.

*** Continue reading “Ketika Surgaku Berpindah (Part:How we met)”