How to solve the “font not embedded” problem to pass PDF eXpress

In some conferences (e.g, IEEE conferences), you might need to check and verify your paper with PDF eXpress before you submit your final paper  (http://www.pdf-express.org/plus/).

Once you’re ready with your camera-ready paper, you checked your paper with PDF eXpress, and then.. Dang! You got the “font not embedded” error message, and your PDF file has failed the PDF check!!

For some people , this issue can be so frustrating (especially when you try to submit your paper close to the deadline!).

To address the above issue, the following link is such a life saver:

http://mohamednabeel.blogspot.com.au/2009/10/fixing-font-not-embedded-issue-to-pass.html

Now , suppose you use latex, here are some steps that I’ve done to get my paper passed thePDF eXpress check:

  • Open the folder where you put your latex files.
  • (In my case, I use Windows 7) Type the following commands in cmd:
  1. latex your_file.tex
  2. bibtex your_file
  3. latex your_file.tex
  4. latex your_file.tex (at this stage, you will produce your_file dvi)
  5. dvips -Ppdf -G0 -tletter your_file dvi.dvi (here you’ll generate your_file.ps)
  6. ps2pdf -dCompatibilityLevel#1.4 -dPDFSETTINGS#/prepress your_file.ps your_file.pdf (now, you have your_file.pdf!).

Done! You can now submit your pdf file to PDF express.
Hopefully you’ll pass the PDF check this time, Goodluck!

Cheers,

Medria

Python: How to debug Python code using “pdb” module

One of the most important feature when you are making a code is “debugging”, whether you are new or even pro, you might need this feature. And how to do it when you are programming in Python without any IDE? you might use Terminal or Command Line in Windows to do so. This video is about How to do it in Windows, anyway it works in Unix environment. I found this video is helpful, hopefully also for you.

If you prefer to read the documentation, you can read it here (http://docs.python.org/2.7/library/pdb.html)

How to make a Ubuntu bootable USB stick in OSX Maverick

Yesterday I had a little problem with my Ubuntu linux notebook. It was just because I installed Gnome 3.10 in my Ubuntu 13.10 and made it crash badly. I tried to reinstall my old notebook via bootable DVD, unfortunately the DVD-Rom did not work as I expected. So I tried to figure out how to solve it using USB stick. Another issue was that how to make it bootable using OSX Maverick notebook and I found this article.

The steps are exactly as similar as in the article, but I faced a little issue when it comes to convert .iso file to .img. Instead of execute it using hdiutil convert -format UDRW -o ~/path/to/target.img ~/path/to/ubuntu.iso , I didt it this way hdiutil convert ~/path/to/ubuntu.iso -format UDRW -o ~/path/to/target.img .

So, to summary, these are the steps I did to make a Ubuntu bootable USB stick in OSX Maverick:

  1. First of all, download the Ubuntu desktop iso file,
  2. Open the Terminal using Spotlight to be easier (cmd + space and type terminal, enter)
  3. Using Terminal, locate the .iso file on your notebook and run this command,
    hdiutil convert ~/path/to/ubuntu.iso -format UDRW -o ~/path/to/target.img

    , as mentioned in the article, OS X tends to add .dmg to the .img file. That’s just fine, just remove the .dmg trailing.

  4. Insert your USB stick (at least 2 GB free space),
  5. Still in the Terminal, run diskutil list to get current list of devices attached to the notebook. Then determine the device node assigned to your USB stick, e.g /dev/disk1
  6. Unmount (not Eject) the USB by running diskutil unmountDisk /dev/disk1 . Note, replace number 1 in /dev/disk1 with whatever it assigned to USB when you do previous step.
  7. Do make bootable USB by executing this command,
    sudo dd if=/path/to/ubuntu.img of=/dev/rdisk1 bs=1m
  8. If the process is finished, eject the stick using diskutil eject /dev/disk1 and remove it.
  9. Done and use it as bootable USB stick when you start the notebook you want to install Ubuntu.

That’s all the steps I’ve done and the bootable USB stick is working properl.

Source: http://www.ubuntu.com/download/desktop/create-a-usb-stick-on-mac-osx

How to center multiple figures in LaTex

Hi Guys,

Below you can find  a block of code to center your  figures in Latex.

In this example, two figures are used.

documentclass{article}
usepackage{subfigure}
usepackage{graphicx}

begin{document}

begin{figure}[ht]
begin{center}
subfigure[Caption for Figure 1]{
label{fig:first}
includegraphics[width=0.25textwidth]{./images/Figure1.eps}
}
subfigure[Caption for Figure 1]{
label{fig:second}
includegraphics[width=0.25textwidth]{./images/Figure2.eps}
}
end{center}
caption{(a) Figure 1, (b) Figure 2 }
label{fig:subfigures}
end{figure}

end{document}

Preview:Example_subfigures

Hope this is useful.

Reference

http://nixtricks.wordpress.com/2009/11/09/latex-multiple-figures-under-the-same-caption-using-subfigure/

 

Links: Java and XML Tutorials

(Tuts for myself). Here are some article links about XML and how to parse it in Java using XPath. They might be useful.

Hard Reset Nokia E71

Hard reset Nokia E71? Kenapa? udah jadul, ganti aja yang baru! 😛 Jadul memang kalo dibandingkan dengan smartphone yang banyak beredar saat ini, tapi cukup fungsional bagi saya yang cuma butuh buat sms dan telepon juga dengerin audio, nyatet belanjaan atau baca Al-Qur’an. Plus, lumayan duitnya buat saving. hehe … 😛 Sayangnya hampir dua minggu ke belakang, fungsionalitasnya jadi berkurang karena dia nggak bisa mengirim pesan keluar. Selidik punya selidik, ternyata menurut pesan errornya “could not send message since phone memory is full” kurang lebih. So, memorinya full toh!?

Ok, berarti kalo saya hapus beberapa pesan, fungsinya akan balik lagi kan? Saya coba daaannn… Nggak berhasil, masih menayangkan pesan yang sama 😕 Hmm, ok, saya coba hapus beberapa aplikasi, tetap sama, belum berfungsi baik. Apa mungkin kesalahan jaringan? Saya coba tukeran dengan hapenya istri, akhirnya… bisa kirim pesan. Ahsee, artinya memang ada yang bermasalah dengan tuh hape.

Lalu saya coba cari solusinya di internet, ada yang bilang, coba dikembalikan ke settingan pabriknya (factory setting). Then I tried it, sayangnya nggak berhasil. Udah mulai kesel, akhirnya alhamdulillah nemu juga solusinya, yaitu “hard-reset” atau kalo yang udah biasa install ulang sistem operasi komputer, ya kurang lebih sama dengan memformat ulang hardisk lalu menginstall lagi OS yang digunakan. Gimana caranya untuk Nokia E71?

Ada dua cara untuk melakukannya,

  1. Tekan *#7370# dan tekan tombol hubungi, kemudian akan muncul dialog pop-up “Restore all origional phone settings ? Phone will restart”. tekan ‘Yes’, kalo diminta ‘lock code’, masukan 12345 (default lock code) atau lock code yang diset sendiri. Tinggal tunggu, agak sedikit lama memang, dan nggak keliatan proses resetnya, seakan hapenya mati. Sabar aja.. 😛 Hape nyala lagi seperti baru lagi.
  2. Cara kedua dengan menggunakan kombinasi tombol. Di sini ada empat tombol yang harus ditekan berbarengan, yaitu *, tombol hijau yang biasa digunakan untuk menelepon, 3, dan tombol on/off. Alurnya, matikan hape kemudian tekan dan tahan secara berbarengan empat tombol tersebut sampai proses reset terlihat di layar.

Saya sudah coba kedua cara tersebut, dan saya lebih memilih cara pertama. Alasannya karena mudah untuk dikerjakan dan cuma butuh seorang untuk melakukannnya. Dan cara ini berhasil. Sedangkan cara kedua memiliki kekurangan, yaitu butuh 2 orang untuk melakukan kombinasi menekan empat tombol tersebut secara bersamaan. Terlebih cara ini nggak berhasil buat saya.

Sebagai perhatian dalam melakukan hard-reset ini, memori dan data lama (seperti contact list, notes, dll) yang ada di hape akan hilang, kecuali data yang ada di memory card. Oleh karenanya, disarankan untuk terlebih dahulu melakukan back-up data ke PC. Caranya bisa dilakukan dengan menginstall PC-Suite, koneksikan hape ke PC, dan buat file backup. Jadi, setelah mereset hape, kita bisa mengembalikan data yg pernah kita punya.

Semoga bermanfaat 🙂

Sumber:

Sebuah catatan kecil (2 tahun) perjalanan kami

“Berdasarkan novel-novel, kalau kita memiliki mimpi  tuliskan  mimpi itu dikertas dan tempelkan di dahi seperti ini,” suara suami tiba-tiba terdengar memecah keheningan di rumah kecil kami di Hackett.

Beberapa detik kemudian, saya tertawa terpingkal-pingkal melihat sebuah kertas tertempel tepat di dahinya. Meski hanya berasal dari cerita novel, tampaknya alur cerita yang dengan cerdas dibawakan oleh penulis Buku 5 cm itu telah memberi inspirasi besar baginya.

“Kita buat saja buku impian, kalau kita punya mimpi maka gambarkan mimpi itu dibuku, dan mudah-mudahan dengan melihatnya kita bisa termotivasi untuk mencapainya, gimana?” ujarnya antusias.  Saya mengangguk sepakat.

Tidak lama setelah itu kami memutuskan untuk membeli buku sketsa kosong dan mulai menempeli buku impian kami dengan gambar tempat-tempat yang ingin kami kunjungi dan impian-impian besar kami di masa depan.  Semua tempat-tempat yang ingin kami datangi serta milestones yang ingin kami capai tertata rapi di dalam buku berukuran 30cmx20 cm itu.

Kalaupun mimpi itu tidak terwujud, setidaknya kami telah berani bermimpi. Kalaupun Allah berkehendak lain, setidaknya kami telah berani berencana. Dan tugas kami sejak 2 tahun yang lalu, saat ini, dan dimasa yang akan datang , adalah berjuang sekuat tenaga untuk mencapainya.

InsyaAllah. 🙂

dream book
Our dream book. “Hold fast to dreams For if dreams die Life is a broken-winged bird That cannot fly ( Langston Hughes)”.